KEMUSUK WIKIPEDIA-II
....Sementara itu nama Ki Wongsomenggolo sendiri sekarang diabadikan oleh trah Wongso menggolo menjadi
nama sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta yang berada di desa Argomulyo,yaitu Universitas Wangsa
Manggala Yogyakarta (sekarang UMBY) ,tepatnya di Jln Wates Km 10 Yogyakarta.
Salah satu hal dari Kemusuk yang terus mendapat kenangan bagi warga Yogyakarta adalah, Kemusuk sebagai
salah satu basis perjuangan dan semangat heroisme untuk mempertahan kemerdekaan Republik Indonesia.
Desa dengan penuh dinamika perjuangan itu muncul ke permukaan pada 19 Desember 1949. Sejak saat itu
nama dusun kecil ini mulai mencuat, mula-mula gaung namanya di kenal di dusun sekitar, kemudian terkenal
se-DI Yogyakarta, terus berkembang se-Indonesia. Dan, ketika salah seorang putra Kemusuk yang lahir pada
tanggal 8 Juli 1921 dengan nama Soeharto, yang kelak kemudian menjadi orang nomor satu di Republic ini,
nama Kemusuk tersohor di seluruh planet bumi. Sebagai bentuk dan bukti perjuangan warga Kemusuk
sekarang masih gagah berdiri berbagai monumen perjuangan, seperti Monument Setu Legi yang berdiri tegak
tengah-tengah komplek Balai Desa Argomulyo, kemudian Monumen Somenggalan berada tengah-tengah dusun
Kemusuk, ada lagi Monumen Brimob di dusun Sengon karang, Argomulyo.
Selain nama besar Soeharto yang telah mengangkat nama Kemusuk, juga lahir nama-nama kebanggaan yang
muncul dari Kemusuk seperti Probosoetedjo, Sudwikatmono, bahkan juga (Alm) R. Notosoewito. Nama terakhir
ini merupakan mantan kepala desa Argomulyo yang telah memimpin desa ini selama lebih dari 30 tahun.
Kemusuk, tentu saja bukan hanya bernilai bagi Pak Harto semata, tapi juga seorang anak yang biasa dipanggil
“Tedjo”, ini adalah nama panggilan dari Probosoetedjo di waktu kecil. Kehidupan kala itu yang sangat
meprihatinkan menempanya menjadi orang yang sangat peduli dengan memiskinan dan pertanian. Dan
kemiskinan di desa biasanya terkait erat dengan para “wong tani” inilah yang melatarbelakangi sehingga
menjadikan seorang ”Tedjo” kecil menjadi peduli akan pendidikan dan nasib petani, disamping beliau sendiri
pernah menjadi orang guru SD, sebelum akhirnya terjun ke dunia bisnis.
Nama probosetedjo yang berhasil di bidang bisnis, Sudwikatmono yang juga dikenal sebagai pebisnis yang
sukses juga warga yang berasal dan berketurunan dari Kemusuk. “Dwi” demikian panggilan dari Sudwikatmono
adalah profil pengusaha sukses yang merangkak dari bawah, malah pernah “kulakan” sepeda bekas di pasar
Godean, dekat Kemusuk.
Seperti tokoh-tokoh lainnya, (Alm) R. Notosoewito yang meninggal 2 tahun lalu, adalah anak kelahiran
Kemusuk pada tanggal 14 Juli 1963. “Wito”, demikian panggilan beliau dikala kecil. Beliau adalah Kepala Desa
Argomulya yang sangat dihormati oleh warganya, selain sebagian besar hidupnya diabdikan pada rakyat, juga
perhatiannya yang luar biasa pada pembangunan pertanian juga sektor spiritual. Kemajuan Argomulyo saat ini
tidak bisa dilepaskan dari kenangan kerja keras seorang yang kecilnya hanya penggembala kambing yang
popular dengan sebutan “wito”
Basic unggulan di Kemusuk Argomulyo saat ini adalah dalam bidang pendidikan. Pak Probosutedjo selaku putra Kemusuk senantiasa mencanangkan idealismenya melalui pengadaan “monument hidup” yang berujud
pengadaan sarana pendidikan masyarakat. Sebagai bukti nyata pesatnya pendidikan di Kemusuk Argomulyo,
kelihatan dari banyaknya jumlah sekolah baik negeri maupun swasta. Mulai dari jenjang pendidikan terendah
berupa kelompok bermain (playgroup) hingga perguruan tinggi. Mungkin untuk jenjang pendidikan SD hingga
SLTA, hampir semua daerah memiliki, tetapi keunggulan di Kemusuk Argomulyo ini, justru hanya di sebuah
desa kecil muncul sebuah perguruan tinggi yang megah.
Pak Probosutejo sebagai putra Kemusuk adalah figur dengan idealisme tinggi dalam kemajuan pendidikan,
beliau mendirikan perguruan tinggi dengan mengambil nama cikal bakal dari Kemusuk yaitu Ki Wongso
Manggolo menjadi menjadi sebuah PTS yaitu Universitas Wangsa Manggala atau UNWAMA. Sesuai dengan
lokasi yang berada di pedesaan yang dekat dengan “sawah”. Pak probosoetedjo yang sangat peduli dengan
kehidupan “wong deso” yang tidak lepas dengan per”tani”annya. Untuk itulah sampai saat ini Unwama(UMBY)
sebagai produk Kemusuk tetap mempertahankan ilmunya “wong ndeso” dengan adanya Fakultas Pertanian
dan Teknologi Pertanian selain Ekonomi, Psikologi dan Teknik.
.:DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER:.